Jumat, 04 Mei 2012

CERPEN

                   PENANTIAN PANJANG

Di pagi hari yang cerah aku tersenyum menatap indahnya matahari pagi, kicauan burung menyambut pagi hariku. Aku bergegas untuk melakukan aktivitas hari-hariku, hariku pun semakin cerah dengan kehadiran sosok pria yang ku cintai, pria dewasa yang menurutku. Bobby adalah pria yang aku suka sejak awal masuk SMA, dia pria yang sangat aku kagumi di sekolah, dan aku rasa perasaan aku ini tidak hanya mengaguminya tetapi tidak lain dari kata mencintainya.
Hari-hariku di sekolah seakan berwarna dengan kehadirannya, hingga pada suatu saat dia akrab denganku, setelah sekian lama aku dekat dengan nya aku berharap dia dekat denganku bukan hanya sekedar menjadikanku sahabatnya, melainkan menjadikan ku kekasih hatinya. Setelah sekian lama kita menjalin pertemanan, bobby pun tidak segan lagi untuk curhat kepadaku, dari masalah kecil hingga besar, seperti masalah pribadi keluarganya, aku pun semakin bangga bisa menjadi seorang yang di butuhkan untuk menjadi teman dalam suka maupu dukanya.
Dan pada suatu saat kita pun berpisah kelas, aku dan dia berbeda kelas. Dan aku tidak ingin hubungan akrab ini terputus hanya karna perbedaan kelas, aku pun meneruskan hubungan dekat kami dengan cara sering sms dan menegur dia di sekolah, begitupun dia terhadapku. Aku merasa perasaanku ini semakin tak karuan semenjak aku pisah kelas dengan nya, aku semakin sering menghubungi dia agar aku tau betapa bagai mana perasaan dia terhadapku semenjak kita kenal sampai akhirnya berpisah kelas.
Dengan candaan-candaan serta perhatian sehari-hari melalui handphone aku pun merasa dia juga memiliki rasa yang sama, hingga akhirnya aku pun jenuh dengan penantianku yang tak kunjung terjawab olehnya, sampai suatu saat aku melawan rasa maluku sendiri untuk mengetahui bagaimana perasaan dia terhadapku, setelah aku cari tahu ternyata dia sedang mendekati teman sekelasnya yang kedengaran nya juga suka kepada dia.
Akupun merasa kecewa dan putus asa, ternyata orang yang selama ini aku cintai yang pernah memberikan ku rasa percaya diri terhadap perhatiannya ternyata memiliki perhatian lebih untuk wanita lain dari pada perhatiannya padaku, rasa kecewaku memuncak ketika aku mendengar kabar bahwa mereka berdua sudah menjadi pasangan kekasih, aku merasakan sakit hati yang sangat amat perih, aku merasa penantian ku selama ini sia-sia dan hanya mimpi belaka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar